Dia mendapatkannya.
Setelah waktu panjang dibiarkan berlalu,
untuk mencari dan berusaha.
Akhirnya alam menunjukkan keperkasaannya.
Dia memilih,
dia mencari,
dia berkorban,
dan dia, mendapatkannya.
Apa harus senang?
Atau malah sedih?
Ketika rekan menuturkannya,
satu kata tak terucap, dalam hati.
Senang? Ah, terlalu hipokrit.
Harapan tertuang ketika ingat,
ingat caramu memperlakukan mereka.
Aku... cukup.
Dia pergi,
meninggalkan segala dunia untuk dunia berbeda.
Takdir Tuhan tak terbantahkan.
Walau ada satu tanda tanya dalam benak.
Dia pergi,
diberi air mata oleh sang generasi baru.
Tak disangkanya dia pergi,
bagai menggunakan Buraq.
Mata berkunang memelas, tak kuasa membendung asa yang hilang.
Dia diberi halangan.
Kepada tubuh tak bersalah,
Engkau memberikannya.
Turut memelas kepadaNya.
Namun ketika Dia bersalah,
Dia yang lain akan menegur
melintasi jiwa diluar.
Tolong, Kau usir mereka yang menghalangina.
Bersihkanlah, usirlah mereka dengan segera.
Dia, Dia, Dia, dalam seminggu.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar