Kamis, 07 Februari 2013

Canda

Tidak hanya suku, agama, dan warna kulit yang berbeda.
Cara bercanda juga berbeda.
Bahkan cara bercanda masing-masing orang dalam suatu negara pun berbeda.
Ada yang ceplas ceplos nggak berisi,
ada yang sambil nyeletuk,
ada yang ceplos menyakiti hati,
ada juga yang memasukkan keseriusan dalam setiap canda,
dan lain sebagainya,
Bagaimana dengan kamu?
Well, yang paling sedih adalah ketika sebuah candaan yang berujung pada keseriusan.
Entah itu keseriusan dalam amarah,
keseriusan sakit hati yang mendalam,
dendam, dengki, benci,
bahkan keseriusan dalam berhubungan dua insan manusia, suka, lalu, cinta?.
Apa lah aku bicara cinta tetapi mendengarnya saja aku geli. Hahaha

Entah mengapa makin besar, makin banyak diberi ilmu oleh "dewa-dewa",
makin curigaan aja jadinya.
Dalam canda pun, aku jadi curiga. 
Kadang terbesit dalam pikiran bahwaa sebernarnya apa yang dikatakan adalah keseriusan, meski dibalut dengan cara bercanda.
Kadang pikiran macam itu aku singkirkan segera karena merusak esensi bercanda itu sendiri.
Canda dan Serius.
Dua hal yang sangat bertolak belakang. Tapi.. jika keduanya di mix-and-match,
it's gonna be funny and.... hurt. For sure.
Kalo orang kita bilang, bercanda yang serius itu namanya: Nyindir.
Ya begitu lah.
Duuuh, makin lama nulis makin bingung sama yang namanya:
Nyindir, Bercanda, dan Just Having Fun..........

nb: belum jadi tidur karena ada sebabnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar