Selasa, 07 Juni 2016

Di Kala Malam Hujan


Perkenalkan, dia adalah wanita berkepala sesak.
Sesak akan khayalan, sesak akan impian-impian besar,
sesak akan penyesalan, sesak akan kata,
sesak akan bayang-bayang.

Di kala malam hujan,
dia diam, kepala semakin sesak,
ramai riuh datang dari nurani dan bayang-bayang yang telah lalu.
Dia bergerak, membuka ruang untuk siapa saja yang mau,
mau mengisi sesaknya kepala yang hanya sebesar kepala manusia.

Bayangan, impian, kejadian, dan ambisi berputar-putar.
Merusuh segala kesesakan yang ada di dalamnya.
Tiada dia dapat berkata pada wanita lain,
bahkan pria lain, berbagi kesesakan.
Dia hanya untuknya.

Kala itu dia sendiri tanpa manusia,
hanya hujan, petir, dan perih kalbu.

Wahai engkau Sang Pilu!


Perbatasan Kota - Kabupaten,

23.04 WIB