Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label puisi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 07 Juni 2016

Di Kala Malam Hujan


Perkenalkan, dia adalah wanita berkepala sesak.
Sesak akan khayalan, sesak akan impian-impian besar,
sesak akan penyesalan, sesak akan kata,
sesak akan bayang-bayang.

Di kala malam hujan,
dia diam, kepala semakin sesak,
ramai riuh datang dari nurani dan bayang-bayang yang telah lalu.
Dia bergerak, membuka ruang untuk siapa saja yang mau,
mau mengisi sesaknya kepala yang hanya sebesar kepala manusia.

Bayangan, impian, kejadian, dan ambisi berputar-putar.
Merusuh segala kesesakan yang ada di dalamnya.
Tiada dia dapat berkata pada wanita lain,
bahkan pria lain, berbagi kesesakan.
Dia hanya untuknya.

Kala itu dia sendiri tanpa manusia,
hanya hujan, petir, dan perih kalbu.

Wahai engkau Sang Pilu!


Perbatasan Kota - Kabupaten,

23.04 WIB

Rabu, 22 Oktober 2014

Memikirkan Hal-Hal Yang Tidak Perlu Dipikirkan



Kembalikan bayangan itu.
Pada raga yang sekarang berdiri bisu.
Menatap tanpa fokus yang jelas,
imaji bermain kesana kemari.
Lelah melihatnya seperti itu.
Berulang-ulang tanpa lelah.

Raga yang perlu kesadaran,
akan realitas kehidupan nyata.
Meski terkadang impian-impiannya,
menjebak diri dalam isolasi ruang yang entah dimana.
Lelah aku menemaninya,
berulang-ulang tanpa perubahan keadaan yang diinginkan.

Pusat indera menjauh dari pusatnya,
semakin kabur,
semakin enggan aku menegakkan diri besamanya.
Mundur bersama bayanganku sendiri,
yang juga jauh diujung sana.
Lelah aku meneriakinya,
tanpa sadar aku telah membuatnya tuli.
Mundur, mundur, selangkah demi selangkah.

Kenyataan maya, fana, biadab.
Membuatnya berubah tak kentara.
Hanya mata yang melirik, acuh.

Kemana dia, yang sudah terlalu lelah.

Rabu, 11 Juni 2014

Dimana kamu, nar?

diambil dari sini 

Dia hilang entah mulai kapan.
Dari kemarin? Tidak.
Lusa? Tidak mungkin.
Satu minggu yang lalu? Tidak juga.
Beberapa minggu yang lalu? Ah tidak mungkin.
Hmmm.
Bulan lalu mungkin? Mana ada.
Beberapa bulan yang lalu? Tidak!
Tahun kemarin jangan-jangan? Tidak.. Aku ingat betul bukan tahun kemarin.
Tahun kemarin kemarinnya lagi? Itu pun juga tidak.
Hmmm.
Omong kosong itu adanya? Tidak.
Pada jaman Kolonial kah? Dia disandera dan dibuang di Pulau Buru bersama Pram? Tidak.
Ketika revolusi industri? Ah, kalaupun iya, itu hanya omong kosong.
Kemana dia menghilang?
Dia hilang begitu saja, sedanng banyak yang mencarinya.
Asumsiku mulai berbicara,
Rasa-rasanya, dia hilang ketika otak manusia mulai bekerja.
Ketika pikiran manusia mulai menjamah kehidupan dunia.
Ketika manusia mulai memiliki tujuan hidup, untuk hidup bersama kepentingan.
Ketika manusia mulai vokal, melantangkan apa yang ingin diutarakan.
Ketika manusia, ingin kehidupan mumpuni bersama mereka sampai mati membuat dia berhenti.
Dialah kamu, nar.
Kamu yang ku cari.
Kamu yang orang-orang cari.
Kamu, nar.
Iya, kamu... Kebenaran.

Minggu, 18 Mei 2014

Suatu Malam, Ditengah Tidur Nyenyak

pics from = http://platinumcheese.com/2012/02/21/art-chat-with-stella-im-hultberg/
Kau hadir begitu saja tanpa alur yang jelas.
Menampakkan diri didekatnya.
Dekat sekali hingga lekuk wajahmu terlihat jelas, tajam.
Dibelainya kau olehnya,
bak balita yang harus disayang

Kau hadir, namun dengan cepat kau lupa akan belaian itu.
Mulai sibuk dengan layar datar untuk berkomunikasi.
Berhubungan dengan orang lain nan jauh disana,
disaat dia, yang merindumu sejak lama, 
ada didekatmu.

Secepat itu, seindah itu, setega itu,
kemudian cerita itu hilang sekejab.
Ketika dia sadar, 
sinar matahari sudah siap menerjang siapa saja.
Dia bangun dari tidurnya.

Kamis, 01 Mei 2014

Masa Lalu?

Dua manusia bertemu dalam ruang luas berbatas besi kuat sekelilingnya.
DTak pernah terbayang akan perjalanan hidup seperti masa lalu itu.
Burung merpati menjadi perantara mereka dalam dunia fana, dunia tanpa sentuhan.
Semakin melekat di dunia palsu penuh kata.
Semakin dekat mereka hasil berbagi bayangan kehidupan
sebelum mereka bertatap mata.

Tak disangkanya obyek lain mendekat,
memikat hati salah satu mereka.
Menggantikan salah satu, menyingkirkan lainnya.
Tersingkirlah dia dari segelintir kehidupan.
Kebingunan sembarang dia pergi, tetapi jejak terdahulu masih tinggal disana.

Dia yang tersingkir selalu mengingat,
bahwa Yang Paling Kuasa memberikan cobaan tak jauh dari kemampuan seorang hambaNya.
Indah dikenang, tak bisa dilupakan.

Senin, 03 Desember 2012

Memejamkan Mata

Aku memejamkan mata
Bukan tidur, hanya terpejam
Entah hanya seketika,
maupun banyak-ketika.

Aku.. berada didalam kegelapan,
ketika itu.
Hilang semua pandangan.
Namun, imajinasi bermain tanpa perintah empunya.
Melihat hal-hal yang absurd.
Bukan macam indera tambahan dari-Nya
Aku melihat bayangan, suatu bentuk.
Apapun itu.
Melintas tanpa permisi kepadaku.
Kenapa mereka ada?
Kenapa ada mereka?

Tak bisa diindahkan,
diacuhkan pun enggan.
Aku tak bisa menolak.
Datang dan pergi seenaknya.
Tidak terkontrol.
Ya, ketika aku....
memejamkan mata.