Tampilkan postingan dengan label random. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label random. Tampilkan semua postingan

Minggu, 17 Desember 2017

How I Miss Basketball



Hi! It's nice to write again about anything random in my mind. And this time i'd like to write about what i feel lately. How I miss basketball.. It's quite sad when i finish to write that sentence though.

I feel like i miss it badly. I don't know why i feel it but yea, I don't play basketball for any tournaments now. But it's not about the hardwork and tiring practice. No no. It just about.... the excitement. The race of the heartbeat when we watch the game, the supporters, the venue. Everything.

I try to create an account about basketball that i can manage to see the newest update of basketball in Indonesia or the world. It didn't work as i expected yet but it feels good to know about the current issues like match-fixing, Sue Bird who has relationship with a soccer player - haha, and so on. Thanks to mainbasket who keep it update with basketball thing. HAHAHA. Well, that's all my mumbling-grumbling while waiting for something I've been doing for like years - though actually I've just started it early this year. I know it's random because it's just my random thought and feeling at this time.☻


Senin, 19 September 2016

Melompat Kembali Pada Waktu yang Lalu


Kala itu, matahari telah menghilang darinya.
Memberikan energinya pada bagian yang lain.

Kala itu, dia sedang dalam khayalan,
akan sebuah mimpi besarnya.

Namun tetiba, khayalan itu melompat jauh,
mundur.
Bukan khayalan, namun sebuah ingatan yang melaju mundur.
Seakan tertarik gravitasi.
BUM!

Seseorang telah menghilang,
dalam jarak interval mundur yang telah lalu.
Dia mengarahkan jemari mencarinya,
mencari dalam dunia dalam bayangan semu.
Menemukannya, seseorang itu.
Entah.
Semua tentang seseorang itu telah terkunci penuh,
tiada dia dapat mendapatkan sekeping pengetahuan,
tentang dia yang telah lama tertinggal di waktu yang lalu.


--
Supported by :
Everglow - Coldplay

Selasa, 07 Juni 2016

Di Kala Malam Hujan


Perkenalkan, dia adalah wanita berkepala sesak.
Sesak akan khayalan, sesak akan impian-impian besar,
sesak akan penyesalan, sesak akan kata,
sesak akan bayang-bayang.

Di kala malam hujan,
dia diam, kepala semakin sesak,
ramai riuh datang dari nurani dan bayang-bayang yang telah lalu.
Dia bergerak, membuka ruang untuk siapa saja yang mau,
mau mengisi sesaknya kepala yang hanya sebesar kepala manusia.

Bayangan, impian, kejadian, dan ambisi berputar-putar.
Merusuh segala kesesakan yang ada di dalamnya.
Tiada dia dapat berkata pada wanita lain,
bahkan pria lain, berbagi kesesakan.
Dia hanya untuknya.

Kala itu dia sendiri tanpa manusia,
hanya hujan, petir, dan perih kalbu.

Wahai engkau Sang Pilu!


Perbatasan Kota - Kabupaten,

23.04 WIB

Rabu, 30 September 2015

Kamu Kami Maunya Kamu

Kamu sibuk dengan urusanmu, hingga kabar terbaru pun kamu tak tahu.
Kamu sibuk dengan urusanmu, hingga derai biru manusia di sampingmu pun kau tak mau tahu
Kamu sibuk dengan urusanmu, hingga dia yang di barat sana kehilangan nyawa akibat pembunuhan di tempat tinggalnya dimana akan dibuat area pertambangan
Kamu sibuk dengan urusanmu, hingga urusan kami bukan lah urusanmu tetapi urusamu menjadi urusan kami

Kamu sibuk kami mengerti,
Kami sibuk kau tak mau tau,
hingga suatu ketika datang kabar buruk menimpa dia nan jauh disana
hingga manusia d isampingmu tak ada yang tau kemana
hingga lahan milik masyarakat dirampas sedemikian rupa
hingga urusanmu menjadi urusan kita bersama.

Apa lah arti kami untuk mu?
Kami yang tahu keadaan kami, bukan kamu
Kamu yang mau kami tahu tentang keadaanmu,
Kami yang ingin kamu tahu apa yang kami mau,

Duduk rendah bersama kami hanya masa lalu,
alat tukar modern menjadi target mu membantu kami,
kamu lupa siapa kamu.
lupa semua demi lembaran kertas menukar barang,
enyah lah kamu menjadi abu!


Rabu, 22 Oktober 2014

Memikirkan Hal-Hal Yang Tidak Perlu Dipikirkan



Kembalikan bayangan itu.
Pada raga yang sekarang berdiri bisu.
Menatap tanpa fokus yang jelas,
imaji bermain kesana kemari.
Lelah melihatnya seperti itu.
Berulang-ulang tanpa lelah.

Raga yang perlu kesadaran,
akan realitas kehidupan nyata.
Meski terkadang impian-impiannya,
menjebak diri dalam isolasi ruang yang entah dimana.
Lelah aku menemaninya,
berulang-ulang tanpa perubahan keadaan yang diinginkan.

Pusat indera menjauh dari pusatnya,
semakin kabur,
semakin enggan aku menegakkan diri besamanya.
Mundur bersama bayanganku sendiri,
yang juga jauh diujung sana.
Lelah aku meneriakinya,
tanpa sadar aku telah membuatnya tuli.
Mundur, mundur, selangkah demi selangkah.

Kenyataan maya, fana, biadab.
Membuatnya berubah tak kentara.
Hanya mata yang melirik, acuh.

Kemana dia, yang sudah terlalu lelah.

Rabu, 11 Juni 2014

Dimana kamu, nar?

diambil dari sini 

Dia hilang entah mulai kapan.
Dari kemarin? Tidak.
Lusa? Tidak mungkin.
Satu minggu yang lalu? Tidak juga.
Beberapa minggu yang lalu? Ah tidak mungkin.
Hmmm.
Bulan lalu mungkin? Mana ada.
Beberapa bulan yang lalu? Tidak!
Tahun kemarin jangan-jangan? Tidak.. Aku ingat betul bukan tahun kemarin.
Tahun kemarin kemarinnya lagi? Itu pun juga tidak.
Hmmm.
Omong kosong itu adanya? Tidak.
Pada jaman Kolonial kah? Dia disandera dan dibuang di Pulau Buru bersama Pram? Tidak.
Ketika revolusi industri? Ah, kalaupun iya, itu hanya omong kosong.
Kemana dia menghilang?
Dia hilang begitu saja, sedanng banyak yang mencarinya.
Asumsiku mulai berbicara,
Rasa-rasanya, dia hilang ketika otak manusia mulai bekerja.
Ketika pikiran manusia mulai menjamah kehidupan dunia.
Ketika manusia mulai memiliki tujuan hidup, untuk hidup bersama kepentingan.
Ketika manusia mulai vokal, melantangkan apa yang ingin diutarakan.
Ketika manusia, ingin kehidupan mumpuni bersama mereka sampai mati membuat dia berhenti.
Dialah kamu, nar.
Kamu yang ku cari.
Kamu yang orang-orang cari.
Kamu, nar.
Iya, kamu... Kebenaran.

Jumat, 01 November 2013

Dia, Bebas.

Kembali dia seperti dulu, sendirian.
Tanpa ada yang mengisi ruang yang kali ini kosong, hampa.
Sudah dia katakan segalanya dalam untai kata melalui sebuah jaringan garis.
Berkisah lah dia tentang gemuruh riuh yang selalu muncul di ruang itu.
Dulu, gemuruh itu selalu riuh, ricuh, rusuh,
terdengar hingga ke segala penjuru ruang.
Kini dia lenyap, hanya dengan sebuah kisah yang teruntai jatuh pada kenyataan.
Menyisakan rongsokan yang tergeletak indah, manis,
namun pilu ketika dirasakan mendalam.
Tinggal kenangan nostalgia,
kenangan bersejarah untuknya.
Sekarang, ruang itu kosong, hampa.
Hanya berisi udara untuk kembali memulai kehidupan.
Ya, pergilah mereka ke dalam inti bumi nan jauh disana.
Ya, bebas lah dia dari ruang bergemuruh itu yang pilu.
Ya, kini dia, bebas.

Selasa, 08 Oktober 2013

Perumpamaan

Masalah hati itu, seperti kapitalis.
Kalo kapitalis: 
ketika ada seseorang menjadi kaya, menimbulkan satu orang lain yang jatuh miskin.
Kalo masalah hati:
ketika ada satu orang muncul dihati seseorang, timbul satu orang lama yang ditinggalkan....
(percakapan di Kosan seorang teman)

Rabu, 14 Agustus 2013

Di Suatu Malam Setelah Merdeka

Kami bersuara,
riuh bersama kata-kata yang melambung di udara.
Mengumbar satu titik obyek untuk dijadikan bahan.
Ditambahkan dengan obyek lain, tak baru untuk sebagian.
Berharap layaknya dalam kotak bergambar penuh rekayasa,
terjadi seketika namun sia-sia.
Sedikit asa menghilang, tapi tidak seluruhnya.
Tidak jadi masalah.
Kami ber-riuh-renyah.

Tetapi sewaktu ketika,
teringat getaran pita suara itu pada lain obyek,
dari obyek lain.
Tertegun dalam hati.
Menerawang jauh pada suatu waktu yang lalu.
Kenapa begini?
Tak disangka, kesamaan keduanya muncul.
Diambilnya tanpa ampun.
Lalu empat mata saling melawan, beradu pandang.
Tetiba bergemuruh.
Di dalam titik penting raga manusia.
Tidak mungkin.
Geliat pemikiran saling beradu seru namun sepi.

Kembali dirinya memutar sebagian pemikiran lalunya.
Ditepis, diajak beradu logika dalam satu raga.
Dirinya menyerah, pasrah menyerahkannya pada waktu yang akan terus berlari konstan.

Damai, tenang, semua indah bahagia.
Seakan badai telah berlalu cepat.
Namun, suatu karakter muncul.
Kembali mengubah segala upayanya.
Gemuruh, kembali terjadi.
Ditambah api yang menyala.
Ditujukan pada dia, pejantan yang tak diketahui.
Sungguh ingin dia lempar segala kata yang pantas,
untuk dia seorang.
Kata, tindakan, dan apapun.
Karena telah mengubah seorang.
Menjadi tak tentu, terbawa arus berpikir politis didalam inti egonya.
Disetiap inti yang dimiliki hampir semua manusia.
Pengaruh! Kacau!
Semua karena politisasi mu, Tan!

Lalu,
mau kemana kah dia akan tenang?
Tak beradu pandang saja, dirinya bisa menemukan.
Menemukan kejanggalan yang tak kunjung dipahami.
Pergi, enyalah!
Aku ingin dia kembali seperti dulu,
atau setidaknya,
biarkan dia mendapat porsi miliknya.
Bukan diadukan dengan milikmu.
Pergi lah, biarkan dia berkembang pada masanya.
Itu yang kami mau!

Senin, 29 April 2013

I'm Just,...... Wondering.

Awan itu rasanya gimana ya?
Bisa nggak sih kita berada di antara awan-awan, lalu kita ambil awannya pake botol?
Semacam kalo ngambil air pake botol gitu.. Bisa nggak ya?
Dan, kenapa awan itu, terutama yang Columunimbus, nggak bs sampe bawah ya?
Kenapa selalu diatas sana? Bukannya ada gaya gravitasi?

Rabu, 10 April 2013

She is a DUDE!

Hai hai hai! It has been a long time i didn't make any post in my blog. Bukannya nggak ada ide buat nulis, tapi.... hasrat untuk menulisnya itu yang agak-agak seret. Padahal gak sedikit lho ide yang mau aku tulis. Huft
Untuk postingan kali ini, aku nggak ngebahas tentang basket -- ini udah postingan keberapa ya yang nggak ngebahas tentang basket? :p -- Sekarang yang mau aku post adalah tentang seorang lelaki. But, he's unique.

                              
And WHO IS SHE????
Katanya mau bahas lelaki??

Weits, tunggu dulu. Dia itu LELAKI coy. Nggak percaya? Kenalan dulu deh. Namanya adalah.... ANDREJ PEJIC.
                                   
Dulunya dia tinggal di Sebia sono. Tapi karena di Serbia sempet ada konflik, pindah lah dia dan keluarga ke Australia. Usianya masih tergolong muda, 22 tahun. Tapi dia udah melalang buana ke banyak negara lho. Fyi, dia berprofesi sebagai model. Male and female model though. Kok bisaa? Ya bisa lah. Liat aja bentuknya. Badan udah kayak model cewek gitu.. Aku aja kalah. *Lalu menyingkir dan nangis darah* hahahaha

Berdasarkan hasil kepo ku tadi, dia itu seorang Androgini. Apa itu "Androgini"? Jadi intinya sih Androgini itu suatu konsep dimana seorang nggak bisa dimasukkan dalam peran feminin atau maskulin.
Kalo kasusnya Adrej, berdasarkan hasil kepoku juga, dia itu suka memakai pakaian cewek, tapi nggak mau jadi cewek. Ini nih salah satu buktinya:
     
Dalam suatu interview, ada pertanyaan kayak gini buat dia: 
"Ketika kamu bercermin, kamu merasa jadi seorang cewek atau cowok?" 
dan dia menjawab: 
"aku menjadi aku. Aku melihat aku di cermin" 
Inti percakapannya sih begitu. Yang bikin aku men-judge bahwa dia adalah Androgini, yaitu: dia nggak menyebut dirinya laki-laki. Dia menyebut dirinya itu: Aku, pas di interview.. Hmmm. Dan yang unik juga, ketika ditanya mau operasi apa enggak, dia bilang nggak mau gitu. Dia seneng seneng aja dengan dirinya yang kayak gitu. Maksudnya operasi itu, kalo gak salah, operasi kelamin. Supaya dia jelas jadi cewek. Kalo kyk sekarang gini kan bingung yak. Berkelamin cowok, tapi kok dandanannya cewek..... Nnngggggg..... Dan ini nih yang paling, menurutku, unik plus fenomenal. Dia udah punya pacar! mau tau siapa dan bagaimana kah pacarnya? Kepo aja sendiri! :p

Last but not least, saya aja yang cewek nggak se-cewek dia. Tapi dianya bisa gitu banget... Wow. Mungkin itu udah passionnya dia. Coba dia passionnya basket, udah ikut tim basket cewek kali ya. Hahaha.
Udah ah gitu aja ceritanya tentang si Andrej Pejic. Semoga karirnya dia makin cemerlang dah. Amin.
Kalo mau tau lebih lanjut tentang dia, bisa langsung di follow twitternya. Dan kalo masih kurang, kepo aja. Caranya: GOOGLING! hehe

*catatan: foto dan data diri mas Andrej hasil dari googling dan terjemahan sendiri. Kalau ada yang salah atau sok tau, bilang ke saya ya. Biar saya terkontrol.*

Sabtu, 02 Maret 2013

Complicated, I Said...


Memikirkan pemikiranmu,
memikirkan kamu.
Memikirkan polah tingkahmu,
memikirkan kebiasaanmu.

Aku suka memikirkanmu.
Menduga-duga tak pasti.
...Hahaha..
Menduga caramu berpikir,
menduga caramu memperlakukanku.
Aku berpikir, menganalisis.
Menganalisis data abstrak yang tak terjelaskan.
Implisit.
Tidak straight forward.
Dalam proses ini,
aku mencoba mengartikan semua.
Mengartikan data-data dari Tuhan,
dan beberapa yang kamu berikan,
meski kamu tak pernah merasa memberikan data-data itu.
Mengartikan setiap kejadian,
Mengartikan setiap kata,
Mengartikan setiap tanda baca yang fana.

Kesulitan?
Ya.
Kesabaran?
Sangat diperlukan.
Bantuan?
Kemari lah! Aku membutuhkan data lain darimu!
Oh yeah.. it's complicated, i said......

Minggu, 10 Februari 2013

So Closeeeee

Pernahkan berpikir bahwa, antara PENGERTIAN dan TIDAK PEDULI tidak jauh beda?
Pernahkan berpikir bahwa, antara HEMAT dan PELIT tidak jauh beda?
Pernahkan berpikir bahwa, antara PERCAYA DIRI dan AROGAN tidak jauh beda?
Pernahkan berpikir bahwa, antara PERHATIAN dan TEBAR PESONA tidak jauh beda?

Kamis, 07 Februari 2013

Canda

Tidak hanya suku, agama, dan warna kulit yang berbeda.
Cara bercanda juga berbeda.
Bahkan cara bercanda masing-masing orang dalam suatu negara pun berbeda.
Ada yang ceplas ceplos nggak berisi,
ada yang sambil nyeletuk,
ada yang ceplos menyakiti hati,
ada juga yang memasukkan keseriusan dalam setiap canda,
dan lain sebagainya,
Bagaimana dengan kamu?
Well, yang paling sedih adalah ketika sebuah candaan yang berujung pada keseriusan.
Entah itu keseriusan dalam amarah,
keseriusan sakit hati yang mendalam,
dendam, dengki, benci,
bahkan keseriusan dalam berhubungan dua insan manusia, suka, lalu, cinta?.
Apa lah aku bicara cinta tetapi mendengarnya saja aku geli. Hahaha

Entah mengapa makin besar, makin banyak diberi ilmu oleh "dewa-dewa",
makin curigaan aja jadinya.
Dalam canda pun, aku jadi curiga. 
Kadang terbesit dalam pikiran bahwaa sebernarnya apa yang dikatakan adalah keseriusan, meski dibalut dengan cara bercanda.
Kadang pikiran macam itu aku singkirkan segera karena merusak esensi bercanda itu sendiri.
Canda dan Serius.
Dua hal yang sangat bertolak belakang. Tapi.. jika keduanya di mix-and-match,
it's gonna be funny and.... hurt. For sure.
Kalo orang kita bilang, bercanda yang serius itu namanya: Nyindir.
Ya begitu lah.
Duuuh, makin lama nulis makin bingung sama yang namanya:
Nyindir, Bercanda, dan Just Having Fun..........

nb: belum jadi tidur karena ada sebabnya

I do love you, Basketball

Seperti bertemu dengan a-long-distance-boyfriend rasanya. Even though aku belum pernah berpengalaman dengan hal seperti itu.. hehehe
Aku basketan udah kayak "kewajiban". Jadi aku sedikit menyingkirkan aktivitas-aktivitas diluar basket.. tapi ini juga terjadi soalnya bentar lagi ada grand final LIMA di Jakarta cuy. Jadi biar sedikit nggak malu-maluin, latian jalan terus dong :D Ada "hal" lain juga sih sebenernya.. huahahhaa
Bisa jadi liburan sebulan ini isinya basket basket dan basket. Plus, acara lain selain basket dan as usual, not going to anywhere but JOGJA! Pengen sih ikut ke luar kota, liburan sama temen-temen lain.. tapi karena ada basket, mungkin itu ditunda dulu.. hihihi. Selow lah, masih semester satu. Tapi menurutku, liburan ini kayak liburan jaman SMA. Baskeet mulu. Tapi aku seneng :D Sekalian buat nurunin berat badan yang udah O.V.E.R. Huehehhee
Jadi hikmahnya, aku sedikit mengerti tentang esensi LIBURAN.
Jadi liburan itu ya, refresh your mind. Do anything refreshing your mind. And for me, playing basketball is LIBURAN. Jadi intinya ya aku cinta sama basket. Apalagi pas liburan kaya gini.. Makin cinta euy. Tapi ga tau juga kalo perasaan ini jadi pasang surut dikemudian hari. Hahaha.
Udah ah. Udah malem cyin. Akikah bobo dulu yaah. Bonne nuit everyone! And especially, YOU ;)

Jumat, 01 Februari 2013

Api Sendu


Tak ku rasa, perasaan itu muncul begitu saja,
Ketika sang ratu mulai membicarakan sesosok tak terduga,
Si Api Sendu.
Perasaan yang didahului dengan senyum tawa,
Perasaan yang tak pernah diharap muncul,
Perasaan yang aneh, memuakkan, tetapi menyenangkan,
Muncul karena kau seorang.
Aku ingin menghilang,
Melihat keadaan untuk kebaikkan.
Akan kah harus, aku menjaga ini semua?
Atau harus, aku buang jauh-jauh dan bertingkah naif?
Atau, aku merelakan diri terkungkung perasaan yang berakhir pada ketidak pastian?
Atau, harus aku singkirkan dan melangkah maju dengan mengenangnya saja?
Oh, si Api Sendu....