Selasa, 24 April 2012

Sebuah Cerita

Suatu ketika, ledakan besar terjadi.
Paling hebat selama masa hidupnya.
Semua seakan hancur tak tersisa.
Seakan kacau balau tak terhindarkan.

Seorang muda takut.
Takut akan apa yang terjadi kelak,
Takut akan keutuhan yang tidak bisa disatukan kembali.

Waktu demi waktu mengalir begitu saja.
Sebah rasanya melihat keutuhan yang hancur itu
Seorang muda bertutur ke semua penjuru dunia,
dia sedang diberi sedikit cobaan.
Tak ada penyelesaian berarti kecuali,
mengikuti jalannya waktu mengalir.
Seorang muda tampak kehilangan keutuhan.

Suatu ketika, terdengar kabar dari langit.
Sesosok mengamatinya.
Lalu mengenalnya dan seakan,
dia mendapat secuil pergantian keutuhan yang hilang.

Dialah sang pengganti keutuhan
dialah si pemberi matahari
dialah sang pelangi disaat keutuhan mati.

Namun tak disangka,
setelah sekian lama waktu mengalir,
disaat keutuhan lahir kembali,
benar.
Keutuhan itu kembali menjadi keutuhan berarti,
tanpa penyelesaian.
Sangat berarti walau sedikit keraguan pada awal masa.

Si pengganti keutuhan,
berubah tingkat.
Menjadi sesosok baru,
Si pendatang.

Si pendatang selalu menjadi pemecah kesunyian,
yang pada pertengahan masa,
kembali keutuhan diperjuangkan.
Bukan keutuhan yang lalu, tapi sebuah keutuhan baru.
Keutuhan baru inilah, diberi sebuah perang kecil.
Hanya beda pandangan karena terhalang sebuah dunia.
Tak mau mengerti.
Lalu meledak.
Tak sehebat yang lalu.
Seorang muda tak tahu apa yang harus diperjuangkan.
Argumen demi argumen dituturkan tapi,
hanya dianggap argumen tak berisi.
Kosong.

Biarlah waktu mengalir dengan cepat,
secepat aliran air terjun.
Secepat tarikan gravitasi.
Seorang muda ingin penyelesaian,
tapi kosong tak ada isi.
Biarlah waktu berjalan,
lalu aku akan menghadapinya.
Seorang muda pikir.

Ya, biarlah.
 kadang waktu adalah penyelesaiannya.
SEKIAN.

1 komentar:

  1. Good efforts. All the best for future posts. I have bookmarked you. Well done. I

    read and like this post. Thanks.
    IT Company India

    BalasHapus