Minggu, 17 Januari 2016

Cerita SSEAYP #2 : Pengalaman Berlayar (1)

A day before the first Set Sail (Nov, 4th 2015)  in Tokyo Harbour
Perjalanan ini dimulai di Jepang. Dari jepang kami berlayar selama 5 hari menuju Manila Filipina. Ini pengalaman pertama melewati lautan luas menggunakan kapal. Saat masih di bagian selatan Jepang, semua Nampak baik-baik saja. Tidak begitu mual, pusing, bahkan  tidak ada yang namanya: muntah. Semua dalam kendali yang baik. Bahkan kami melewati salah satu pulau di Jepang dan itu sangat indah….. Namun itu semua berubah sejak di Laut Cina Selatan. Ombak lautnya luar biasa besar, anginnya pun kencang. Kapal mulai bergoyang riuh rendah. Pusing, nggak kuat. Tapi tenang, Admin punya solusinya: SEASICK PILLS! Langsung lah aku minta pil tersebut ke perawat yang baik hati. Dan keesokan harinya mabuk lautku menghilang. Di kapal kita juga disediakan kantong SEASICK. Kali aja pas lagi diluar cabin (kamar tidur), tiba-tiba pengen muntah. Haha.

Persiapan berlayar 5 November 2015, dari Jepang ke Filipina
Ini seasick pills favoritku karena tahan 24 jam, ANERON (diambil dari google)

Sampai di Filipina, kami disambut dengan pulau-pulau cantik. Maklum aja, Filipina itu memang Negara kepulauan. Pulaunya kecil-kecil. Cantik gitu pas sebelum kami tiba di Pelabuhannya.  Kalau kata temanku yang dari Ambon, it looked like Ambon. Ngomong-omong, pelabuhannya ini di Manila, ibukota Filipina. Di Filipina, kami menghabiskan 4 hari untuk berbagai kegiatan seperti penyambutan kedatangan, kunjungan ke suatu lembaga dan homestay. Yeay, akhirnya di daratan juga! Untuk cerita lebih lanjut di Filipina, tunggu aja!

Setelah itu, pada Sabtu sore tanggal 14 November, kami memulai perjalanan kembali dengan Ms. Nippon Maru. 5 hari di kapal sebelum tiba di Filipina ternyata sudah sedikit membuatku  kangen lho. Di rumah saat homestay, I don’t know why aku kepikiran aja sama temen-temen di kapal dan suasananya disana. Dan setelah kembali masuk kapal rasanya… it’s a home!

Yang menarik disini, sebelum mulai perjalanan kembali kami melakukan ticker tip throwing ke keluarga angkat yang datang. Kegiatan ini dilakukan di setiap negara yang disinggahi, termasuk di Jepang saat sebelum berangkat untuk pertama kalinya. Para peserta dipersilakan untuk keluar ke dek kapal di lantai 4 atau 5. Sebelum itu, kami diberikan pita kertas dari pihak Admin, terserah kita milih warna yang mana. Untuk aku sendiri, aku selalu milih yang warna merah. I love the red one!

Kurang lebih kalau sebagai peserta, ini lah yang kami lihat dari deck lantai 4
Para peserta di atas kapal. Ini pemandangan kalo kamu jadi penerima ticker tip-nya
Pita itu dilempar ke keluarga angkat yang ada di pelabuhan dan mereka akan mengambil pita yang kita kasih. Biasanya akan ada gong yang ditabuh sebagai penanda diperbolehkannya kita melempar. Ini sih saat paling menyebalkan disetiap perpisahan. Para peserta yang mendapatkan pengalaman dan rasa sensitifitas yang luar biasa biasanya bakal nangis. Kenapa nangis? Karena keluarga angkat yang sangat welcome dan ramah sampai sudah dianggap anak sendiri, atau suasana Negara yang menyenangkan, atau mungkin karena pikiran yang “kapan lagi bisa ke Negara ini dengan suasana yang seperti ini”?

Di Filipina, banyak teman-teman yang bercucuran air mata, karena alasan-alasan diatas ataupun ada alasan lain. Bagiku, pengalaman di Filipina sangat menyenangkan dan aku merasa seperti kakak diantara anak-anak orangtua angkatku. Aku terharu sekali ketika harus pergi meninggalkan Filipina. Aku pernah bilang ke beberapa peserta maupun Admin:

SSEAYP itu program yang selalu membuat orang say hi dan say good bye in a very short time. Once they became a stranger, then have a close relation. But then we said good bye when we have already close to each other, even just in in a few hours with local youth or two night with the host family

Tapi nggak apa, segala pertemuan pasti ada perpisahan. Selama kita punya kontak mereka, entah di social media atau alamat rumah, it doesn’t matter. Kita masih bisa berhubungan. Yang penting kita selalu mendapatkan pengalaman yang luar biasa di setiap Negara yang dituju, sebagai bekal kita untuk menjadi kehidupan di kemudian hari. Dan selalu menjaga tali silaturahmi satu sama lain.

Perkenalkan, keluargaku di Filipina. I Miss Them Already.
Well, Setelah itu kapal akan segera pergi meninggalkan pelabuhan. Segala pengalaman yang didapatkan akan membekas meski raga sudah tidak disana. Dan perjalanan kembali dimulai.

(to be continue) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar